Sabtu, 03 Maret 2012

Tegal - Tak Hanya Punya Warteg dan Cici Tegal



Tegal tak hanya punya tradisi membuat warung makan yang bernama warung tegal, tersebar di seluruh pelosok tanah air. Keberadaan warung tegal lebih mirip dengan rumah makan padang. Tegal juga tak hanya mengenal sosok artis dan mantan pelawak Cici Tegal.

Dalam dunia selebritis khusunya dunia film, Tegal juga telah melahirkan sutradara dan penulis skenario keliber nasional, Imam Tantowi dan Chairul Umam.
 Memang tidak bisa dipungkiri kalau sejauh ini Tegal lebih diiingat orang karena sejumlah warung tegalnya. 



Secara administasi, wilayah Tegal dibagi menjadi dua, yaitu Kota Tegal dan Kabupaten Tegal. Kedua daerah ini termasuk ke dalam Provinsi Jawa Tengah, yang di sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes dan di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Kota Tegal sendiri sudah berdiri sejak 12 April 1580 dan penanggalan kalender inilah yang dijadikan Hari Jadi Kota Tegal.
Sebagai sebuah kawasan yang jadi persimpangan antara jalur utara dan bagian selatan Pulau Jawa, pertumbuhan Kota Tegal termasuk pesat. Untuk mencapai daerah Tegal, bisa ditempuh dengan jalan darat dari jalur Jakarta sekitar 329 ke arah timur dan dari Semarang ke arah barat sejauh 165 kilometer.
Selain itu, Kota Tegal juga menjadi jalur perlintasan kereta api, baik dari kota-kota di sebelah selatan (jalur selatan) maupun dari kota-kota di sebelah utara pulau Jawa (jalur utara). Beberapa nama kereta api yang berhenti di Stasiun Tegal adalah Fajar Utama dan Senja Utama jurusan Jakarta-Semarang dan sebaliknya, Mataram jurusan Jakarta-Malang dan sebaliknya, lalu ada kerata api Sembrani jurusan Jakarta-Surabaya, Harina jurusan Bandung-Semarang, Kaligung jurusan Tegal-Semarang dan kereta api Bangunkarta jurusan Jakarta-Jombang.
Sejak zaman sebelum merdeka, Tegal telah masuk ke dalam percaturan pemerintah Hindia Belanda karena di daerah Tegal inilah tempatnya rumah administrateur perkebunan tebu Jaibarang berada. Jenis usaha yang bergerak dalam bidang jasa dan perdagangan merupakan urat nadi perekonomian Tegal. Daerah ini juga merupakan pasar potensial untuk produk-produk dari sentra industri yang di wilayah Jawa Tengah. Di Tegal sendiri, industri rumahan peleburan logam dan batik, terbilang berkembang pesat.

Tegal dan Wisata

Tegal berada di tengah-tengah antara Jakarta-Surabaya sehingga kawasan ini menjadi kota transit yang strategis. Tidak mengherankan bila geliat perkembangan sektor pariwisata pun semakin pesat. Apalagi ditunjang infrastruktur yang baik, menjadikan Tegal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dan tempat istirahat sebelum melanjutkan ke barat menuju Jakarta dan ke arah timur yang akan menuju Surabaya dan sekitarnya.
Daerah tujuan wisata di Tegal yang populer di antaranya adalah objek wisata air panas Guci Indah. Objek wisata air panas panas bumi yang terletak di bagian selatan Kabupaten Tegal ini berbeda dengan yang ada di tempat lain seperti Ciater di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yakni di tempat ini tidak tercium bau belerang.
Untuk yang menyenangi berwisata di daerah pantai, Tegal memiliki objek wisata pantai yaitu Pantai Alam Indah yang dilengkapi dengan arena permainan anak, panggung hiburan, dan monumen bahari. Sebuah waterpark terbesar di Jawa Tengah juga terdapat di Tegal, yaitu Gerbang Mas Bahari Waterpark. Sementara persis di depan Stasiun Kereta Api Tegal, terdapat objek wisata keluarga yang diberi nama Taman Poci, sebuah tempat rekreasi dan kuliner khas Tegal.
Bila Anda penggemar jajanan khas satu daerah, Tegal akan memanjakan lidah Anda. Di sekitar Jalan Ahmad Yani, setiap malam Anda bisa lesehanmenikmati makanan khas Tegal. Bagi penggemar aneka masakan laut, di seputaran Pantai Alam Indah tempatnya, juga ada rumah makan kapal terapung Lor Ing Margi.
Masakan khas Tegal lainnya adalah pilus dan tahu aci, bisa Anda dapatkan di penjaja makanan pinggir jalan. Di Tegal ada juga Soto Tegal yang khas karena menggunakan tauco dan tauge, kupat glabhed yang dimakan bersama sate kerang. Ada pula nasi ponggol, ikan asing oreg-oreg dan tentu saja minuman khas Tegal, Teh Poci.

Bahasa Tegal

Dialek Tegal memang khas. Dalam pentas dunia hiburan, tokoh Cici Tegal dan Tokoh Inyong dari Grup Lawak Jayakarta, terasa sangat pas menjadi prototipe orang Tegal. Dari kosakatanya, ada beberapa kemiripan antara bahasa Tegal dengan bahasa Banyumas. Sampai sejauh ini, bahasa Tegal dipergunakan hampir di seluruh kawasan Tegal meliputi Kota Tegal, Kabupaten Tegal bagian utara, bahkan sampai ke bagian barat Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Brebes bagian timur.
Atas prakarsa seniman dan budayawan Kota Tegal, untuk mengangkat status dialek Tegalan menjadi bahasa Tegal, telah digelar Kongres Bahasa Tegal pada 4 April 2006. Acara ini diprakarsai seniman Yono Daryono, Ki Enthus Susmono (dalang), SN Ratmana (cerpenis), Dwi Ery Santoso (sutradara) dan Eko Tunas (penyair). Pasca kongres, belum terdengar lagi bagaimana kelanjutannya.

Bangunan Bersejarah Kota Tegal

Sebagai daerah yang sejak lama telah masuk ke dalam percaturan pemerintah Belanda, terutama dengan berdirinya Perkebunan Tebu Jatibarang, beberapa gedung kuno yang menjadi aset budaya Tegal kebanyakan dalam arsitektur Belanda. Selain Stasiun Kereta Api Tegal, bangunan lain dengan arsitektur Belanda dan menjadi salah satu cagar budaya adalah Gedung DPRD, Balai Kota, rumah dinas Walikota, Markas TNI AL, Kantor Pos, Pasar Pagi, menara air di Jalan Pancasila, Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus, Gedung Universitas Pancasakti, dan rumah pribadi maupun kantor publik di beberapa tempat lainnya.
Seperti juga yang terjadi di beberapa kota lain, bangunan kuno yang semestinya dipelihara karena merupakan bagian dari cagar budaya, telah berubah status menjadi bangunan modern. Hal ini pula yang terjadi di Tegal. Bangunan bersejarah di sekitar daerah Veteran bukan saja tidak terlantar, tapi ada yang telah berubah menjadi ruko modern. Memang patut disayangkan. Padahal di negara lain, bangunan cagar budaya yang merupakan salah satu prestasi masa lalu itu merupakan salah satu daya tarik yang selalu mengundang decak kagum para wisatawan.

Media Masa dan Mantu Poci

Keberadaan Gedung Kesenian yang secara representatif disediakan Pemerintah Kota Tegal sejak 2008, menjadi oase di belantara kota sekaligus menjadi sarana mengekspresikan diri para seniman lokal. Denyut kesenian dari Tegal senantiasa mendapat liputan yang sepadan, baik dari media cetak maupun elektronik. Ini tentu menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan gelegak seni daerah ini.
Kelompok kesenian daerah Tegal yang telah menyedot perhatian publik nasional antara lain misalnya kiprah Teater Puber yang digerakkan Nurhidayat Poso, lalu ada Teater RSPD di bawah kendali Yono Daryono, M Enthieh Mudakir dengan Teater Wong, dan kelompok lainnya. Sementara dalam bidang musik, seniman yang telah mencuri perhatian publik nasional di antaranya Nurngudino, Lanang Setiawan, dan Hadi Utomo. Dari kreativitas mereka inilah kemudian muncul musik Tegalan.
Berbicara masalah seni tradisi, maka Tegal memiliki salah satu pergelaran tradisional yang termasuk unik. Namanya adalah Mantu Poci. Tradisi ini berasal dari dua kata yaitu mantu dan poci, atau secara sederhana bisa diartikan sebagai sebuah pesta perkawinan antara sepasang poci tanah dalam ukuran besar.
Seperti layaknya dalam pesta perkawinan antara dua mempelai wanita dan laki-laki, Mantu Poci pun dihadiri oleh banyak undangan, disajikan makanan khas, dekorasi tempat pesta dan tentu saja diselingi pentas kesenian tertentu untuk menghibur pada undangan. Tradisi Mantu Poci ini dilakukan oleh sepasang suami istri yang telah menikah cukup lama namun masih belum dikarunia momongan.
Dalam tradisi Mantu Poci yang sekarang ini sudah jarang dipergelarkan tersirat simbol bahwa layaknya memiliki anak-anak yang berangkat besar, pada suatu hari juga akan punya mantu. Seperti layaknya yang mantu, dilepas dengan pesta dan dihadiri banyak tamu undangan.
Geliat Kota Tegal tak bisa dilepaskan dari keberadaan media massa baik cetak maupun elektronik. Dengan suara media inilah, Tegal menjadi bagian tak terpisahkan dari pekembangan dan geliat pembangunan nasional. Beberapa media cetak dan elektronik yang setia mengikuti perkembangan Tegal antara lain Tabloid Buana Pos, Wacana, Tegal Pos, Tabloid Kawat, Muara Pos, Sketsa, Nirmala Pos, Radar Tegal, dan Suara Rakyat. Sementara itu, media elektronik yang ada di Tegal antara lain TV Tegal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar